Satu batu...dua batu..tiga batu..
Hari ini si kecil menemukan tiga batu untuk di bawa pulang
Berjalan menyusuri tangga menuju suatu ruangan
Ruangan yang penuh dengan batu dengan hati yang diletakkan di tengah ruangan.
Batu yang ia temukan kemudian dia tata sedemikian rupa membentuk sebuah perisai.
Beberapa batu dia buang ke ujung ruangan karena sudah tidak bisa dibentuk seperti perisai
Sedikitpun tidak boleh ada lubang maupun retakan dari batu-batu tersebut.
Secarik kertas ia tempelkan di sisi luar batu tersebut
"Perisai hatiku, kuharap kau dapat menahan semua rasa yang membuat hatiku menjadi lemah. Semua rasa sedih yang tidak tervalidasi oleh orang lain, termasuk orang terdekat, tolong bantu tampung. Apabila jiwaku mengeluh kelelahan, tolong tampung rasa lelah itu. Bila muat, tolong titip emosi bergejolak atas ekspektasi dan orang lain terhadapku, tolong bantu tampung. Semua rasa yang ada, kutitipkan semuanya padamu, kumohon jangan sampai meledak ataupun menyuruh otakku untuk mengeluarkan air mata. Terima kasih sudah kokoh dan tidak bocor. Kuharap kau dapat mempertahankannya sedikit lebih lama dari biasanya"
Setelah menempel secarik kertas itu, dia kembali menaiki tangga dan mulai mencari batu-batuan lagi.